Problematika Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga Petani
Oleh : Ade Mutia Irwan
Kerentanan terhadap ketahanan pangan dalam rumah tangga petani suatu problematika yang dalam penyelesaiannya mesti teruji secara structural. Pasalnya prinsip kwasadayaan ketahanan pangan mesti dibangun agar menjauhkan model fragmentasi harga pangan yang semakin tinggi bagi kelompok rumah tangga petani. Konsep ketahanan pangan FAO di kembangkan sejak tahun 1970 yang pada masanya hanya terfokus pada penyediaan pangan. Pemerintah Indonesia mengadopsi dalam UU pangan no.7 Tahun 1996 dan PP No. 68 tahun 2002 mengenai ketahanan pangan.Merujuk pada definisi tersebut, sejatinya ketahanan pangan mempunyai empat dasar pilar utama : 1) Aspek ketersediaan, 2) Aspek kestabilitas, 3)Aspek Keterjangkauan, 4) Aspek Konsumtif pangan. Dengan begitu Ketahanan pangan merupakan aspek fundamental dalam suatu bangsa demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
MGDs menjadi eksekutor hak asasi atas kecukupan pangan menyatakan : Food Comes First. Makanan yang menjadi Utama. Pernyataan tersebut sangat benar dan secara logikapun, jika pendidikan adalah penyuapan pikiran maka demikian makanan adalah penyuapan tubuh. Teruji secara struktur ketahanan pangan pada dasar pokonya adalah “ ketersediaan akses dan ketersediaan pangan”. Nielson 2006 menyatakan bahwa dalam peweujudtan ketahanan pangan tersebut sangat dibutuhkan kolaborasi dan implementasi strategi yang kokoh, sehingga menghasilkan ekonomi yang berkelanjutan. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi merupakan aspek yang berkontribusi secara nyata terhadap produksi dalam perdagangan Internasional. Akan tetapi, semua perihal tersebut harus di sertai dengan pemerataan dan pengentasan kemiskinan, melalui pemusataan pasar, infrastuktur sebagai aksesbility dan Insitusi.
Di Indonesia sendiri, system perajaan subsisten masih menjadi latar belakang yang sangat umum kalangan petani, bearti mereka yang bermata pencarian sebagai petani, maka hasil produksi hanya untuk dikonsumsi. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan petani pada aspek ekonomi dapat dikatakan masih cukup jauh untuk tercapai.
Tak ada bidang yang dapat ditekuni, apabila ketahanan pangan tak tercukupi., karena kecukupan pangan adalah sinergitivitas agar hidup sehat. Rumah tangga pertanian di pedesaan dan rumah tangga berpendapatan rendah pada umumnya mempunyai pola konsumtif relative sederhana. Faktanya, sudut pandang secara makro ketersediaan pangan sudah memadai, namun sisi yang perlu kita perhatikan adalah akses rumah tangga terhadap pangan masih perlu perhatian. Sebab di luar sana masih banyak desa dan kelurahan yang rawan pangan dan gizi. Salah satu penyebab utama lemahnya ketahanan pangan tersebut adalah faktor kemiskinan, yang menyebabkan bukanya keluarga tidak mampu membeli pangan untuk mencukupi kebutuhan minimum mereka, tetapi juga kurangnya pengetahuan mengenai pangan yang ikut menyumbang terhadap status nilai gizi sesorang.
Jadi, apa yang dapat kamu lakukan dalam menghadapi problematika tersebut?. Salah satu perwujudtan terciptanya ketahanan rumah tangga petani yang bersaamaan adanya proses pasar global yang berkolaborasi dengan pemerintah yang semakin merucut keterpihakannya pada masyrakata petani. Dengan begitu, produksi pangan akan berjalan secara seimbang dan optimal serta mengendalikan laju kecepatan impor di bidang pangan, sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga dan mendukung terciptanya ketahanan pangan nasional.
Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.
BalasHapus