Pages

Minggu, 04 Maret 2018

Agro_Jurnalis Bulan Februari 2018 part 2

TANAH BESEMAH BAGIAN DARI PERTANIAN INDONESIA

Oleh: Andrea Akbar

Pagar Alam merupakan salah satu kota destinasi wisata yang terdapat di provinsi sumatera selatan. Selain daya tarik wisata yang tinggi, kota ini juga memiliki prospek pertanian yang sangat luas. Hal ini terbukti  dengan hidupnya industri pertanian seperti industri kopi dan teh yang telah melakukan ekspor keluar. Dilansir dari Sripoku.com, pemerintah kota pagaralam merancang anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016 yang difokuskan pada pembangunan fisik infrastruktur irigasi untuk sektor pertanian. Bahkan hal tersebut akan dilakukan di dilima wilayah Kecamatan Kota Pagaralam. Irigasi pertanian sangat penting mengingat kota pagar alam merupakan daerah lereng gunung dempo sehingga untuk mengatur dan mengalirkan air dari atas dibutuhkan irigasi yang baik.
Pasalnya, sebagian besar masyarakat Pagaralam berpenghasilan dari sektor pertanian dan kebun. Jadi dinilai memang Pemkot Pagaralam harus memajukan sektor pertanian sesuai dengan potensi alam dan potensi masyarakat yang ada.
Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Pagaralam, Alpian mengatakan, pihaknya melihat pada APBD 2016 pemkot Pagaralam lebih fokus ke bidang pertanian. Hal ini dinilai sangat tepat sasaran, pasalnya hampir mayoritas penduduk Kota Pagaralam merupakan petani.
"Dalam RAPBD 2016 sebagian besar diperuntukkan bagi program percepatan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat dan menunjang aktifitas peningkatan kesejahteraan, selain peningkatan jalan, bangunan, air bersih, saluran drainase juga diprioritasakan pada pembangunan jaringan irigasi sekunder," ujarnya.
Kita sadari bersama bahwa daerah-daerah kecil juga berpotensi besar untuk ikut andil dalam membangun pertanian indonesia salah satunya  kota Pagar Alam.

Agro_Jurnalis bulan Februari 2018 part 1

Problematika Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga Petani
Oleh : Ade Mutia Irwan

Kerentanan terhadap ketahanan pangan dalam rumah tangga petani suatu problematika yang dalam penyelesaiannya mesti teruji secara structural. Pasalnya prinsip kwasadayaan ketahanan pangan mesti dibangun agar menjauhkan model fragmentasi harga pangan yang semakin tinggi bagi kelompok rumah tangga petani. Konsep ketahanan pangan FAO di kembangkan sejak tahun 1970 yang pada masanya hanya terfokus pada penyediaan pangan. Pemerintah Indonesia mengadopsi dalam UU pangan no.7 Tahun 1996 dan PP No. 68 tahun 2002 mengenai ketahanan pangan.Merujuk pada definisi tersebut, sejatinya ketahanan pangan mempunyai empat dasar pilar utama : 1) Aspek ketersediaan, 2) Aspek kestabilitas, 3)Aspek Keterjangkauan, 4) Aspek Konsumtif pangan. Dengan begitu Ketahanan pangan merupakan aspek fundamental dalam suatu bangsa demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
MGDs menjadi eksekutor hak asasi atas kecukupan pangan menyatakan : Food Comes First. Makanan yang menjadi Utama. Pernyataan tersebut sangat benar dan secara  logikapun, jika pendidikan adalah penyuapan pikiran maka demikian makanan adalah penyuapan tubuh. Teruji secara struktur ketahanan pangan pada dasar pokonya adalah “ ketersediaan akses dan ketersediaan pangan”. Nielson 2006 menyatakan bahwa dalam peweujudtan ketahanan pangan tersebut sangat dibutuhkan kolaborasi dan implementasi strategi yang kokoh, sehingga menghasilkan ekonomi yang berkelanjutan. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi merupakan aspek yang berkontribusi secara nyata terhadap produksi dalam perdagangan Internasional. Akan tetapi, semua perihal tersebut harus di sertai dengan pemerataan dan pengentasan kemiskinan, melalui pemusataan pasar, infrastuktur sebagai aksesbility dan Insitusi.
Di Indonesia sendiri, system perajaan subsisten masih menjadi latar belakang yang sangat umum kalangan petani, bearti mereka yang bermata pencarian sebagai petani, maka hasil produksi hanya untuk dikonsumsi. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan petani pada aspek ekonomi dapat dikatakan masih cukup jauh untuk tercapai.
Tak ada bidang yang dapat ditekuni, apabila ketahanan pangan tak tercukupi., karena kecukupan pangan adalah sinergitivitas agar hidup sehat. Rumah tangga pertanian di pedesaan  dan rumah tangga berpendapatan rendah pada umumnya mempunyai pola konsumtif relative sederhana. Faktanya, sudut pandang secara makro ketersediaan pangan sudah memadai, namun sisi yang perlu kita perhatikan adalah akses rumah tangga terhadap pangan masih perlu perhatian. Sebab di luar sana masih banyak desa dan kelurahan yang rawan pangan dan gizi. Salah satu penyebab utama lemahnya ketahanan pangan tersebut adalah faktor kemiskinan, yang menyebabkan bukanya keluarga tidak mampu membeli pangan untuk mencukupi kebutuhan  minimum mereka, tetapi juga kurangnya pengetahuan mengenai pangan yang ikut menyumbang terhadap status nilai gizi sesorang.
Jadi, apa yang dapat kamu lakukan dalam menghadapi problematika tersebut?. Salah satu perwujudtan terciptanya ketahanan rumah tangga petani yang bersaamaan adanya proses pasar global yang berkolaborasi dengan pemerintah yang semakin merucut keterpihakannya pada masyrakata petani. Dengan begitu, produksi pangan akan berjalan secara seimbang dan optimal serta mengendalikan laju kecepatan impor di bidang pangan, sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga dan mendukung terciptanya ketahanan pangan nasional.